Kamis, 14 Desember 2017

I Lost My Dream

     Namaku Taufik, musik adalah satu hal yang sudah mengalir dalam darah dan nadi ku, musik itu sendiri juga merupakan media dimana aku dan kawan-kawan se-grup band ku berkarya dalam memajukan cita rasa seni yang ada dalam musik itu sendiri dan juga sebuah perantara yang membantuku dalam mengutarakan sebuah perasaan. Bagiku, dalam mengedepankan sebuah karya dan pengutaraan perasaan yang ada dalam musik itu sendiri tidak dapat kupikul sendiri meski hanya beranggotakan orang-orang yang tidak kaya akan materi maupun ketalentaan diri. Mulai dari Qinoy, remaja dengan bertubuh tinggi nan kumal itu mengindikasikan tampak luar dirinya dengan latar belakang keluarganya yang memiliki krisis dalam ekonominya yang sempat membuatnya terhambat dalam proses pembiayaan pendidikan di kuliahnya. Rama, si cowok dengan penampilannya yang sangat sederhana itupun juga turut serta menemaniku dengan yang lain meski orang tuanya sempat tidak memerdulikannya karena ulahnya yang semena-mena hingga ia diusir dari rumah. Dan Riki, pemuda yang tak luput dari kehobiannya yang berjudi hingga menyebabkan dikejar-kejar utang yang tak dilunasi. Dari semua hal itu diri mereka yang membuatku bisa menerima segala kekurangan yang dimiliki tiap manusia memberikan makna besar dalam sebuah persahabatan yang kujalani bersama mereka dan membangun sebuah grup musik kecil ini dalam langkah menuju kesuksesan.

      Dari langkah yang kecil perlahan itu dan setahap-demi setahap, membangun sebuah persahabatan dengan mereka itu juga sebuah dorongan awal dari seseorang yang sangat kucinta, Sofi, sang Manager hebat. Dia yang telah mengingatkanku selama ini, support yang terus ia dorong pada diriku dalam mengedepankan seni dalam bermusik bahwa suatu karya itu bukanlah hal yang mudah terbayar, sebuah karya menghasilkan satu nilai yang tak memiliki harga dan tak dapat terbayarkan membuatnya tetap mengalir dalam nadi ku dan telah menjadi satu idelisme dalam diriku yang tak dapat tergantikan. Sofi juga menjadi cinta pertamaku, yang menerimaku dengan sepenuh hati, yang mengenalkanku arti dari sebuah perjuangan bukanlah hal yang akan mengkhinati prosesnya, dan kecintaanku yang lain padanya adalah ia yang tak pernah mudah menyerah.

     Namun, semua tak berlangsung lebih lama daripada sebelumnya. Seni, ambisi, idealisme, kecintaanku pada sastra dalam bermusik perlahan terkikis semenjak semua target yang kita bangun bersama sebelumnya, terkhianati dengan adanya Label. Dengan adanya hal itu, membuatku tidak lagi bebas dalam berkarya yang sudah menjadi idealisme dalam diriku, semua menjadi tengah diambil alih kendalikan dengan adanya uang. Memang kawan-kawanku mungkin sudah tidak sependapat dengan diriku lagi namun Sofi, ia tetap disana berusaha mempertahankan grup band ini dan tentunya, persahabatan kami. Aku yakin dengan semua keyakinan yang sudah kalian utarakan dari diri kalian masing-masing sudah menandakan bahwa kalian cukup dewasa dalam berpola pikir, memang pendapatku tak selamanya bisa disatukan dengan jalan pikiran kalian namun, pelajaran terbesar dalam hidupku ialah aku tidak akan mengkhianati keyakinanku sendiri. Dan padamu Sofi, dengan ini semua telah kuungkapkan padamu bahwa aku telah mencintaimu sepenuhnya, memang pula terkadang juga aku tidak memiliki waktu yang tepat untuk mengungkapkannya padamu langsung namun sekali lagi, aku sangat mencintaimu Sofi dan dengan semua ini ku turut pergi dan tenggelam bersama keyakinanku, maaf aku tidak punya banyak waktu untuk bisa bersamamu. Terima kasih atas waktu bersama-sama nya dengan kalian semua, kalian tidak akan pernah tergantikan.